Thursday 9 July 2015

tentang menjadi orangtua

tidak terasa Hyu sudah berusia 2 tahun 3 bulan. cepat ya. belakangan Hyu sedang bawel-bawelnya. setiap hari ada saja kosakata baru yang diucapkannya, dengan cadel. dia masih kesulitan mengucap huruf L dan R tentunya. dia lucu, sangat cepat tanggap saat diajari, hampir semua lagu anak yang saya tahu dia bisa hafal liriknya. ayat-ayat dalam surat pendek yang biasa dipakai dalam shalat pun demikian, dia hafal. sekalipun tidak dengan jelas ia lafalkan. saya sangat menyayanginya, tentu saja, saya ibunya. saya rasa hanya orang bermasalah dengan syaraf otaknya yang tidak menyayangi anaknya. hehe.

oya, akhir-akhir ini Hyu lebih sering memilih untuk dipanggil "kakak" daripada sekadar "Hyu" atau "ade Hyu". lebih tepatnya dia meminta sih. saya (dan ayahnya) ya oke-oke saja. namanya juga anak pertama. tidak ada salahnya membiasakan diri memanggilnya demikian, agar suatu saat ketika punya adik tidak kagok memanggilnya "kakak". 

((( ADIK )))

hah?? adik?? nanti dulu lah, haha..
orang di sekitar saya jadi bertanya, "emangnya Hyu mau punya adik ya?" Toeennnkkk! Ndakk! Ndak dulu!

saya ingat, ketika Hyu baru lahir dan mulai bertambah usia lalu ia tengkurap. orang bilang "bayi segitu lagi lucu-lucunya" saat dia mulai belajar merangkak, berdiri, berceloteh. orang kembali bilang "anak segitu lagi lucu-lucunya" akhirnya saya berada pada satu kesimpulan bahwa dengan segala kepolosannya, anak-anak tidak pernah kehilangan kelucuannya, tidak pernah tidak lucu, mereka selalu lucu. kita saja sebagai orangtua yang terlalu berlebihan dan menganggap serius, ehehe.

anak itu cerminan orangtua. entah siapa yang pernah bilang begitu dulu. itu benar. bayi baru lahir memang ibarat kertas putih kosong. tentang akhirnya memberi warna dan coretan apa itu pekerjaan yang mengasuh, dalam hal ini ya orang tua. 

saya memang bukan orang baik, tapi saya ingin anak-anak saya lebih baik dari saya. default template orangtua memang seperti itu ya.. (: kelak ketika mereka dewasa, saya ingin mereka bahagia. mereka berhak memilih kebahagiaan dengan bebas. ya! bebas yang bertanggung jawab. saya tidak ingin menjadi orang tua yang diktator. mendikte ini itu sampai mereka dewasa. kelak ketika Hyu dan saudaranya sudah dewasa, mereka berhak memutuskan sendiriyang terbaik untuk hidupnya tapi tidak pernah lupa bahwa akan selalu ada orang tua yang siap dimintai pertimbangan untuk hidupnya. mungkin dengan demikian saya merasa bahwa saya telah berhasil menjadi orangtua.





No comments:

Post a Comment

tulung kalo komen jangan pake anonim ya, tenks..