"kok bisa ya kita nikah?"
"kok bisa ya, ga berasa loh kita nikah udah 10 tahun aja"
"kalo tua nanti kita masih kaya gini ga ya, bercanda geblek begini"
"ga nyangka ya kita bisa sama2 bertahan nikah sampek 10 tahun loh ini"
.
.
dan yang sempat beberapa kali kamu pertanyakan adalah :
"ndae dulu kok mau sih sama ayah?"
aku hanya menjawab dengan :
"ya karena ga ada yang mau sama ndae selain ayah"
lalu kamu akan selalu menimpaliku dengan :
"halah, mosok"
lalu kujawab :
"ho'oh ciyus enelan" 😁
.
.
ketika kutanya balik kenapa kamu mau sama aku
jawabanmu selalu sukses membuatku tersipu, begini katamu :
"ndae itu cewek cakep, baik, mandiri, perhatian, bawel, yang paling ayah suka dari ndae itu ndae pinter, mau belajar apapun, ya masak ya apapun yang ndae ga bisa, sama satu lagi ndae itu perempuan jawa, dari dulu mama pingin punya mantu perempuan jawa"
responku :
"halah gombalmu yah yah.."
.
.
meskipun tidak selalu sama seperti itu kosakata yang kamu ucapkan ketika kita ngobrolin tentang kenapa kita sama-sama mau, tapi intinya ya kek gitu itu..
.
.
pada suatu deeptalk aku bilang sama kamu, sebenernya kenapa aku mau sama kamu adalah, ketika bersamamu aku udah nggak bisa lagi ngerasain jatuh cinta selain sama kamu, aku ga pernah punya bayangan mencintai lelaki lain lagi selain kamu, kamu bisa bersikap tegas dan memanjakanku dengan caramu dan itu sesuai yang aku mau, perhatian dan kasih sayangmu melimpah ruah bahkan melebihi takaran yang aku butuhkan, aku mencintaimu dan aku merasakan seutuhnya cinta yang kamu berikan kepadaku, sosokmu adalah sosok dewasa yang selalu aku rindukan, yang selalu aku inginkan disaat suka dukaku sedari dulu..
.
.
ketika memutuskan untuk menjalani hidup bersamamu, tidak pernah sekalipun ada di pikiranku untuk berpisah darimu, sehebat apapun pertengkaran kita, nggak sama sekali terlintas bayangan untuk berpisah itu ada, karena kupikir ya kita akan menua bersama, bukankah berbeda pendapat itu hal yang biasa? kita pasangan yang demokratis bukan?.
.
.
mustahil ketika mengingat obrolan2 kita aku tidak menangis, terlebih ketika menuliskan semuanya disini, sudah tak terhitung berapa helai tisu yang kuhabiskan..
.
.
aku mencintaimu mas, sedalam itu hingga detik ini berlalu menyapaku tanpa hadirmu..
No comments:
Post a Comment
tulung kalo komen jangan pake anonim ya, tenks..