ketika ada kamu aku bebas, bebas berpendapat, bebas menentukan arah hidup, bebas melakukan apa-apa yang menurut kita baik, bebas memutuskan segala hal.. yang tentunya semua kebebasan yang kamu berikan itu adalah wujud kesepakatan dari hasil diskusi-diskusi pendek dan panjang atas obrolan yang selalu kita lakukan..
.
.
kamu percaya bahwa aku kini adalah wanita dewasa yang bisa mengambil keputusan-keputusan krusial di saat-saat genting. bukan lagi gadis belia yang gegabah atas suatu masalah. bahkan dalam beberapa obrolan kamu mengatakan bahwa kamu mengagumi caraku mengambil sikap, caraku bertutur, caraku mencari sesuatu atas ketidaktahuanku, caraku mencari solusi atas suatu masalah remeh temeh hingga yang sangat pelik sekalipun. kamu tahu nggak, sebenarnya semua hal itu juga aku kagumi dari dirimu.. kita saling mengagumi ya ternyata.. 😇
.
.
tapi meskipun begitu, kita berdua bukan orang yang serius-serius amat sebenarnya. bercandaan kita dari belasan tahun yang lalu ya nggak berubah, padahal rambut udah mulai memutih, kita memang secringe itu, ya gak sih.. kita bahkan sering sama-sama bilang "sampai tua nanti kita masih suka bercandaan geblek gini gak ya" tersenyum tipis dan miris aku mengingatnya, mas..
.
.
kini, ketika kamu sudah tidak ada lagi.. sejujurnya aku merasa timpang, aku merasa tidak siap dengan perpisahan, tapi kupikir-pikir ya siapa juga sih yang siap dengan kehilangan..
.
.
banyak orang yang mengira bahwa apapun yang kulakukan ketika kamu masih ada adalah atas apa yang kamu amanatkan, atas apa yang kamu perintahkan, atas apa yang kamu izinkan.. memang iya, tapi tidak berarti bahwa kamu adalah pasangan yang otoriter, nggak gitu konsepnya.. kamu adalah orang yang selalu percaya bahwa aku adalah wanita independen yang bisa kamu andalkan, tidak ada satu keputusanpun yang berani aku dan kamu ambil tanpa adanya musyawarah, kita memikirkan baik dan buruknya, selalu..
.
.
orang tidak menganggap aku se-independen dan se-mandiri itu. mereka bilang kini aku bebas melakukan apapun ketika kamu sudah tidak ada. sebenarnya yang bebas itu aku atau mereka ya. mereka seenak-enaknya menyuruh aku untuk ini itu tanpa memikirkan bagaimana perasaanku, memikirkan bahwa aku juga bisa bisa kok mengambil keputusan ini itu. mereka tahu tidak ya kalau cara mereka justru merendahkan marwahku sebagai manusia. aku juga bisa berkata tidak, aku juga memiliki pertimbangan. itulah bedanya kamu dan mereka
kita berdua adalah tipek yang "kalau gini gimana?"
sedangkan mereka adalah tipe yang "kamu gini aja!"
---
if you know what i mean
pada suatu rabu pagi yang kering di bulan dzulhijah saat orang-orang sibuk acara bersih dusun