terinspirasi dari berbagai hal yang
terjadi pada diri saya dan lingkungan saya.
setelah 25 hari menyelesaikan studi s1
saya, yang saya rasakan dan amati (terutama) sangat banyak, satu hari sebelum
kompre, seorang kakak tingkat berkata pada saya “kompre itu senengnya cuma
bentar, abis itu bingung” hal itu ternyata benar, setelah beberapa jam (kurang
dari satu hari) saya kompre, saya merasakan bingung, ya bingung apa yang harus
saya lakukan setelahnya, praktis saya menjadi pengangguran. eh tapi beberapa
hari setelah saya lulus saya bilang “saya kan wiraswasta, jualan pulsa”
(hahaha). kira-kira satu minggu sebelum saya kompre, dosen pembimbing saya
bilang “kehidupan itu dimulai setelah kamu lulus.” saya merasakan kebenaran
kata-kata tersebut, bagaimana tidak, saya tidak tahu pasti skenario apa yang
direncakan tuhan untuk diri saya setelah saya lulus. “kita tidak tahu kapan kita
pertama kali bekerja, kapan pertama kali menerima gaji, dll. berbeda dengan
sekolah, setelah kelas 1 ya naik kelas 2, atau seperti halnya kuliah setelah
semester 1 ya semester 2 dst, kalau sudah lulus apakah kita tahu kemana pada
akhirnya kehidupan membawa kita?” begitu kata pembimbing saya.
bekal saya memang sudah cukup banyak,
tetapi tidak berarti bahwa saya telah mencukupkan bekal tersebut, artinya saya
tetap harus mencari bekal walaupun tidak melalui jalur formal, karena sejatinya
bagi saya segala hal yang saya temui adalah guru, entah baik maupun buruk ilmu
yang saya peroleh darinya setidaknya ada pelajaran dan hikmah yang bisa saya
petik. hal yang tidak pernah boleh saya hentikan adalah berdusaha, berdoa, dan
bersyukur.
mungkin dulu lulus dengan ipk sekian,
dengan masa studi sekian, dari kampus yang sedemikian, dll merupakan sesuatu
yang wah, ya! itu dulu ketika idealisme masih merajai diri saya. saya merasakan bahwa mencari uang itu bukan
hal yang mudah, saya tidak mungkin terus menerus ngemis ke ibu saya, ada saatnya dimana saya harus mandiri, berusaha
mencukupi kebutuhan saya sendiri, tidak melulu menunggu kiriman bulanan dari
orang tua. uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang, terlalu naïf
kalau saya memungkiri kalimat itu.. :D
kesimpulan saya (walaupun agak ga
nyambung), cari duit susah, maka orang-orang yang menghamburkan uang (bukan
dari keringatnya sendiri) untuk sesuatu yang kurang bermanfaat sesungguhnya
adalah orang yang merugi (menurut saya). semoga kita tidak termasuk orang-orang
yang merugi, aamiin..
----------------
terimakasih untuk para guru formal dan
informal saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu..